Satu lagi film ciptaan Disney di tahun 2017 yang
mengambil latar budaya yang anti mainstream di luar kekhasan budaya film
Disney. Selain Moana satu film Disney yang juga mengambil budaya yang beda, yaitu
budaya orang kulit berwarna dari kepulauan Pasifik. Bukan tokoh Disney yang
berkulit putih dari Eropa atau Amerika. Maka, pada 24 November lahirlah film
Disney yang mengambil latar budaya minoritas di Amerika, yang dengan
terpilihnya Donald trump sebagai Presiden Amerika, suku bangsa ini menjadi
dikucilkan dan dibenci oleh presidennya sendiri, yaitu suku bangsa Meksiko
dengan orang-orangnya yang memiliki kulit berwarna, coklat.
Ya, film terbaru Disney ini adalah Coco, menceritakan
tentang kebudayaan Bangsa Meksiko dengan tokoh utamanya adalah seorang anak
laki-laki bernama Miguel Riviera (Anthony Gonzales). Ya! dia bernama Miguel,
bukan Coco, dimana biasanya Disney kebanyakan mengambil judul filmnya adalah
dari nama tokoh utamanya, seperti Moana, Mulan, Cinderela, dan lain-lain. Maka,
selain budayanya yang berbeda dari pakem film Disney, judul filmnya juga diluar
pakemnya. Coco menceritakan tentang perjuangan seorang anak yang ingin menjadi
pemusik tapi dilarang keras dan “diharamkan” musik bagi Miguel oleh keluarga
besarnya, terutama oleh neneknya. Kenapa musik menjadi haram bagi keluarga
Miguel? Yuk kita simak ceritanya di bawah ini.
Pada awal film diceritakan awal mula kenapa keluarga
besar Miguel mengharamkan musik bagi seluruh keturunannya. Dan kenapa mereka
akhirnya memilih profesi sebagai keluarga pembuat sepatu secara turun temurun
dari nenek buyutnya (Mama Imelda) hingga saat ini.
Awas spoiler ya, dulu Mama Imelda (nenek buyut, buyutnya Miguel) memiliki seorang
suami yang pandai bernyanyi dan memiliki suara yang indah. Dan sang suami ingin
menjadikan bakat menyanyinya tersebut sebagai mata pencaharian untuk
keluarganya, maka merantau lah sang suami, tapi sejak saat itu sang suami tidak
pernah kembali kepada istri dan anaknya. Sehingga Mama Imelda marah besar dan
putus asa, karena merasa ditinggalkan dan ditelantarkan oleh suaminya. Sejak saat
itu Mama Imelda mulai benci dan anti pada musik dan mulai membuang semua
alat-alat musik yang ada di rumah dan merobek foto wajah sang suami. Yang
nantinya foto tersebut akan menjadi inti dari cerita film ini. Akhirnya Mama
Imelda mulai membuat sepatu untuk menghidupi anaknya dan mulai sukses besar
dengan bisnis pembuatan sepatunya.
Sejak saat itulah Miguel percaya bahwa sejatinya
dirinya memang ditakdirkan dan dilahirkan di keluarga pembuat sepatu, bukan
pemusik. Dan karena neneknya (Mama Abuelita) sangat mengharamkan musik dari Miguel, maka Miguel
pun merasa tidak akan pernah bisa menjadi pemusik. Tapi sejatinya di dalam
dirinya ada perasaan yang kuat dan membuncah mengenai musik dan menyanyi. Akan
tetapi Mama Abuelita bisa menjadi seperti monster saat mendengar musik, banyak
adegan lucu tentang bagaimana sang Mama Abuelita ingin menjauhkan seluruh musik dari
keluarganya. Perhatikan di awal film ya.
Dan kunci pada film ini adalah (spoiler ya hehehe)
perhatikan foto leluhur Miguel yang dipajang paling atas pada altar persembahan (ofrenda)
untuk perayaan hari orang mati (Dia de los Muertos-hari saat dunia orang hidup dan
orang mati terhubung untuk saling bertemu dan merayakan pertemuannya) yang
selalu dirayakan oleh orang Meksiko setiap tahunnya. Foto leluhur Miguel yang
tampak wajah Mama Imelda dan seorang anak kecil, dan seorang pria yang wajahnya
hilang dirobek dalam foto tersebut. Perhatikan ya, karena dari foto itu lah
semua cerita film Coco berputar. Coco adalah film kartun Disney yang mempunyai
alur cerita yang bisa dibilang mengejutkan dan memiliki twist yang seru
layaknya bukan film kartun anak, tapi seperti cerita drama non kartun. Kalian
akan dibuat kaget dengan siapa sebenarnya orang dalam foto tersebut, diakhir
cerita akan diungkap dan dibuka semua siapa sebenarnya mereka. Dan akan
ketahuan siapakah sebenarnya leluhur Miguel, apakah benar seorang pembuat
sepatu ataukah seorang pemusik yang terkenal dan termasyhur di Meksiko, Ernesto
de la cruz. Dan siapakah Coco?? Tonton sampai selesai ya, hehehe. Lalu siapa
pula tokoh bernama Hector yang ditemui Miguel di dunia orang mati dalam
petualangannya untuk mencari siapakah leluhurnya sebenarnya.
Seperti biasa dalam film Disney, dimana selalu akan
ada cerita karakter hewan yang muncul untuk menjadi teman setia dari tokoh
utamanya. Ada Dante seekor anjing yang selalu setia mengikuti Miguel ke manapun
dia pergi, bahkan Dante nantinya akan menjadi seekor Alebrije (hewan mistis
penuntun roh di dunia orang mati yang dapat menuntun orang mati untuk kembali
ke dunia orang hidup pada hari raya Dia de los Muertos). Tapi, beneran deh ini
adalah karakter hewan terjelek yang pernah aku lihat dalam film Disney, karena
Dante digambarkan sebagai anjing liar di desa, yang kurus, tidak memiliki bulu,
muka lonjong, dan lidah panjang terjulur tidak bisa masuk ke dalam mulut.
Anjing buduk. Biasanya karakter hewan dalam film Disney selalu digambarkan
lucu, imut, keren, dan menggemaskan, tapi ini beda. Katanya, karakter anjing ini adalah
karakter asli anjing Meksiko dari jenis Xoloitzcuintli (susah ya namanya).
Yang menarik dari film ini adalah adanya gambar warna
warni yang cerah dan ceria dari dunia orang mati yang dikunjungi oleh Miguel.
Digambarkan bahwa dunia orang mati adalah tidak menakutkan dan suram juga
angker. Tapi penuh kebahagiaan dan lebih berwarna dari dunia orang hidup.
Apalagi jika kalian melihat gambaran dari makhluk mistis Alebrije, maka kalian
akan terpana oleh warna-warninya yang terang dan indah mencolok mata, agak aneh
bentuknya tapi cantik warnanya. Lihatlah Alebrije milik Mama Imelda, Pepita.
Karena aku tidak tahan untuk menceritakan siapa
sebenarnya Coco, walaupun spoiler biarin deh ya hehehe. Coco adalah nenek buyut
Miguel yang masih hidup tapi sudah pikun dan lemah fisik (gambar kartunnya
sangat nyata dengan keriput dan kerutan kulit nenek yang sudah sangat tua) sehingga
dia tidak dapat menceritakan siapa sebenarnya leluhur Miguel. Tapi, jika Coco
diceritakan bisa berinteraksi dalam film ini, maka dijamin film ini tidak akan
ada, karena jelas semua ceritanya akan tuntas diceritakan oleh Coco langsung
tanpa perlu Miguel harus berpetualang di dunia orang mati, hehehe.
Saat petualangan di dunia orang mati inilah semua
fakta sebenarnya diceritakan dan diungkap. Bahkan pada adegan inilah siap-siap
untuk mengeluarkan tisu guna mengelap air mata yang dijamin akan tumpah saat
menikmati cerita puncak film ini. Dipadu dengan lagu-lagu yang apik dan menarik
untuk didendangkan bersama, seperti lagu-lagu pada film Toy Story. Untuk aku
sendiri, aku lebih menikmati lagu Un Poco Loco yang bernada ceria dan menghibur
karena isi lagunya lucu, menceritakan bagaimana orang akan menjadi gila saat
jatuh cinta. Juga lagu hits dari Ernesto de la Cruz yang berjudul Remember Me
yang dapat membuat ingatan dan kenangan Coco yang pikun bisa hidup kembali dan
mulai mengenal siapa saja keluarganya yang ada saat ini. Dan saat itulah, saat
ingatan Coco kembali akibat mendengar lagu Remember Me yang didendangkan oleh
Miguel, terungkaplah siapa sebenarnya leluhur Miguel. Dan terungkap juga siapa
sebenarnya pemilik wajah yang hilang pada foto tersebut. Yang secara
mengejutkan ternyata selama ini potongan foto wajah tersebut disimpan oleh Coco
pada laci meja di samping tempat Coco selalu berada selama ini. Andaikan Coco
tidak pikun, maka Miguel pasti akan segera tahu sejak dulu siapa sebenarnya
leluhurnya. Dan tidak terjebak dalam pusaran bisnis sepatu yang bukan merupakan
passion/hasratnya.
Oh iya, jangan lupa sebelum film Coco diputar, 21 menit (film pendek yang durasinya tidak pendek) di depan akan ada pemutaran film kartun pendek (yang sekarang manjadi
ciri khas dan selalu ada dalam film-film karya Disney-Pixar) tentang Olaf si
manusia salju dalam karakter film Frozen. Juga lengkap ada Elsa, Ana, Kristoff,
dan Sven si rusa konyol. Tapi menurutku film pendek ini sangat mengganggu,
karena film tentang Olaf ini sangat membosankan dan tidak menarik sama sekali.
Hanya menceritakan mengenai liburan natal dan tradisi keluarga yang sedang
dicari oleh Olaf pada saat natal tersebut. Beda dengan kartun cerita pendek
lainnya yang tayang dalam film Disney yang lebih berkesan, unik, singkat tapi
mengena, seperti film pendek Lava (cerita tentang gunung yang bernyanyi dan
menemukan cintanya yang sebuah gunung juga), Inner Workings (film tentang
fungsi kerja otak dan hati pada manusia), Blue Umbrella (cerita romantis payung
biru dan merah yang saling jatuh cinta pada pandangan pertama) dan lain
sebagainya.
Menurutku, secara keseluruhan film ini adalah film
yang menarik untuk ditonton bersama keluarga, tapi bukan merupakan film terbaik
karya Disney dan Pixar karena dari jalan ceritanya kurang kuat memberi kesan
yang mendalam. Berbeda dengan film Up dan Toy Story. Untuk poin, film ini aku
beri nilai 7 dari 10 poin (meniru penilaian model IMDB).